logo-sekolah-islam-shafta

Orientasi Mental Akibat Sistem Pendidikan Indonesia

Screenshot 2022-11-17 07.35.20

Teks Editorial

Orientasi Mental Akibat Sistem Pendidikan Indonesia

Masalah kesenjangan sosial dan kemiskinan di Indonesia seolah tidak ada habisnya. Sudah seharusnya negara peduli terhadap kemiskinan seperti yang tertulis dalam pasal 34 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Tetapi, negara seakan tidak peduli dengan masyarakat yang miskin. Negara malah membuat masyarakat yang miskin semakin miskin. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk bantuan sosial terhadap rakyat miskin malah dikorupsi oleh pejabat-pejabat tidak bertanggung jawab. Kemiskinan ini akan menyebabkan seseorang untuk melakukan kriminalitas. Orang akan berusaha untuk mencuri, dan melakukan segala hal untuk bertahan hidup. Tetapi, mereka yang mencuri di jalanan diperlakukan berbeda dengan mereka yang mencuri dengan jabatan.

Kemiskinan ini membuat banyak anak yang tidak bisa sekolah. Mereka tidak mendapatkan pendidikan. Akibatnya, masa depan generasi Indonesia juga sangat buruk. Hal ini harus diperhatikan oleh pemerintah. Seharusnya pemerintah bisa meratakan pendidikan di Indonesia. Tetapi, nyatanya banyak kesenjangan pendidikan yang terjadi Indonesia. Anak- anak miskin di Indonesia banyak yang tidak terdidik. Seharusnya, mereka bisa saja untuk berdagang dengan mengasong di jalan. Tetapi, negara ini malah seperti membunuh anak-anak itu. Anak-anak tersebut dibiarkan miskin. Sudah dibiarkan, anak tersebut juga tidak boleh untuk mengasong di jalanan. Padahal, mengasong bisa saja menjadi solusi agar anak-anak dapat memperoleh uang dengan cara yang halal. Akhirnya, anak-anak memilih untuk mencopet saja.

Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anak tersebut. Anak-anak berhak untuk mendapat pendidikan seperti yang tertera dalam pasal 31 UUD 1945 ayat 1. Dengan pendidikan, diharapkan anak-anak tersebut tercerahkan dan menjadi tau, mana yang salah dan mana yang benar. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Mereka bisa dapat merubah persepsi mereka terhadap dunia dengan pendidikan. Tetapi negara tidak peduli dengan mereka. Negara membiarkan mereka, tidak membantu mereka, dan memblokir pekerjaan pekerjaan seperti mengasong.

Anak-anak yang tidak terdidik dan miskin tersebut terpaksa melakukan tindakan kriminal. Mereka mencopet di jalanan. Ironi nya, para pejabat pemerintahan yang membenci mereka, yang membiarkan mereka, yang selalu menangkap mereka, juga melakukan hal yang tidak ada bedanya dengan mereka. Sayang sekali Indonesia masih dipimpin oleh pejabat yang korup. Padahal mereka adalah orang yang berpendidikan. Perilaku mereka tidak ada bedanya dengan anak-anak yang miskin. Bahkan para pejabat mencuri uang yang jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan anak-anak. Tetapi, para pejabat tetap mendapat posisi yang spesial dan diperlakukan secara terhormat. Anggaran yang sudah seharusnya untuk pemerataan pendidikan dan merawat rakyat miskin, malah dikorupsi oleh para pejabat.

Kemiskinan tidak hanya menimpa anak-anak yang tidak berpendidikan. Tetapi juga menimpa mereka yang sudah bersusah payah menyelesaikan gelar sarjana mereka. Terdapat lebih dari 1 juta lulusan sarjana yang menganggur. Lulusan sarjana banyak yang tidak memenuhi kualifikasi. Ini merupakan bukti bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangatlah buruk karena tidak dapat menghasilkan generasi yang kompeten. Pemerintah sudah seharusnya sadar dan membenahi sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan busuk yang membuat para siswa merasa sekolah lebih buruk dari penjara. Dipaksa untuk menguasai apa yang diminta kurikulum, padahal mereka tidak menginginkan itu. Dipaksa untuk belajar suatu hal, padahal mereka tidak tahu untuk apa ilmu itu. Penjara lebih baik daripada sekolah karena di penjara tidak ada pekerjaan rumah dan tidak ada paksaan untuk belajar hal-hal yang tidak disukai. Mereka juga dibiarkan mencontek saat ulangan. Akhirnya, generasi koruptor juga terbentuk pada orang yang berpendidikan karena mereka terbiasa mencuri ide orang lain dengan mencontek saat di sekolah.

Pendidikan yang buruk juga dipengaruhi oleh kualitas guru Indonesia yang merupakan terendah di dunia. Apa yang menyebabkan rendahnya kualitas guru? Pertama karena mentalitas guru. Rakyat Indonesia menganggap status guru adalah yang paling tinggi. Zaman dulu status guru di Indonesia dianggap sakral. Mereka ingin dihormati. Hal itu wajar karena zaman dulu guru rela mengajar tanpa gaji. Namun di zaman sekarang, guru seharusnya bertindak sebagai profesi. Tetapi nyatanya masih banyak guru yang memiliki mentalitas untuk ingin dihormati. Akibatnya, banyak guru-guru yang memiliki sifat otoriter dan siswa dilarang untuk menegurnya. Hal ini membuat guru tidak ingin belajar hal yang baru. Ketika mereka salah mereka tidak terima saat ditegur siswa. Kedua karena sistem penerimaan guru. Yang masuk ke jenjang keguruan rata-rata menaruh pilihan keguruan mereka di pilihan kedua. Ada juga yang masuk ke jenjang keguruan karena paksaan dari lingkungan. Ini menjadi masalah karena berarti mereka tidak menunjukkan minat untuk menjadi guru. Hal ini merupakan ironi karena profesi guru yang tidak diminati karena gaji guru yang kecil. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus sadar akan hal ini dan menaikkan kesejahteraan guru. Kemudian faktor terakhir, kurikulum merdeka 2022 sudah bagus. Hanya saja pelaksanaannya terlalu mengandalkan administrasi. Pemerintah harus sadar bahwa administrasi hanya akan membebani guru. Banyak guru yang hanya bisa administrasi tetapi tidak bisa berhadapan dengan siswa

Akibat dari sistem pendidikan di Indonesia, orang yang berpendidikan dan tidak berpendidikan sama-sama menghasilkan generasi yang korup. Orang berpendidikan dipupuk jiwa korupsinya dengan kebiasaan mencontek. Orang tidak berpendidikan terbiasa mencuri untuk bertahan hidup. Indonesia memang sudah sejak lama merdeka, tetapi nyatanya masih ada koruptor dan kesenjangan sosial dimana-mana. Pemerintah harus menyelesaikan masalah ini. Pemerintah harus membenahi sistem pendidikan dan meratakan pendidikan di Indonesia Agar Indonesia menjadi lebih baik lagi. Sejahterahkan para guru dan jangan paksa para siswa untuk mempelajari apa yang mereka tidak inginkan. Jangan nilai ikan dari cara dia memanjat. Siswa memiliki keunikan dan keahliannya sendiri untuk bisa dikembangkan. Seharusnya sistem pendidikan berpusat pada pengembangan bakat dan minat siswa dan mengelompokkan mereka kedalam projek atau visi yang besar.

Oleh: M. Aryandra Radityatama  (XII-IPA)

Author

Latest Post

Related Post