logo-sekolah-islam-shafta

Yayasan

"Didiklah anak-anak (keturunanmu) karena mereka itu akan menghadapi suatu zaman bukan seperti zamanmu."

~ Al Hadits
Yayasan Al-Insanul Kamil Surabaya

Kebutuhan pendidikan yang berkualitas dan mengutamakan dasar-dasar agama sebagai pondasi tertinggi dalam mewujudkan sebuah tatanan terpadu dibutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang kompeten. Hal ini mengisyaratkan bahwa melalui pendidikan berlandaskan agama merupakan syarat mutlak yang mengedepankan aturan yang menjadi patokan dalam menata tatanan tersebut. Maka, lahirlah Yayasan Al-Insanul Kamil Surabaya sebagai wujud keinginan anak bangsa untuk menyumbangkan darma baktinya bagi bumi pertiwi di bidang pendidikan. Sekolah yang menggabungkan antara pendidikan agama dan umum, mengintegrasikan antara kecerdasan intelektual dan spiritual, serta membentuk karakter para siswa-siswi dengan akhlaq mulia.

Atas bimbingan dan ridho Allah SWT, pada tanggal 15 Juni 1994 didirikan Yayasan Al-Insanul Kamil Surabaya, dengan tekad mewujudkan lembaga pendidikan berkualitas yang diharapkan dapat : mengantar anak bangsa menyongsong zamannya dengan jatidirinya untuk bersaing (berkompetensi) dan bersanding (berkomparasi) dengan anak-anak dunia. Semua itu dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama menuju kebahagian dunia dan akhirat.

Penerapan Ilmu Keislaman pada Kurikulum Merdeka
Prinsip

Dasar Segala Kegiatan Shafta

Tujuan yang baik harus disertai dengan cara yang juga baik untuk mencapai.

Visi

Menjadi Yayasan Terbaik Dunia dalam menyelenggarakan pendidikan agama Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Misi

Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Agama Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdepan.

Menciptakan calon pemimpin di Indonesia untuk masa depan

Arti

Shafta

Sekolah Islam Terbaik SHAFTA merupakan singkatan dari SHIDIQ, AMANAH, FATHONAH dan TABLIQ, yaitu tuntunan sifat kepemimpinan Islami yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Shidiq

Benar, jujur dalam ucapan dan tindakan, ucapan selaras dengan tindakan dan satunya kata dengan tindakan, tidak bohong dan tidak ada dusta diantara sesama, merupakan nilai dasar shidiq yang diteladankan oleh Rasulullah kepada umatnya. Kejujuran dan kebenaran itu senantiasa dimiliki dan dilaksanakan dalam berbagai aktifitas kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Tindakan tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, tidak malas-malasan, atau memiliki tingkat kesadaran yang bagus dalam bertanggung jawab. Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa hidup dan menjalani kehidupan ini dengan benar. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW. Yang artinya “Hendaklah kamu berlaku benar, karena berlaku benar/ jujur membimbing kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke Surga”.

Amanah

Punya kelayakan untuk dipercaya, lawan amanah adalah khianat artinya menyalahgunakan kepercayaan. Amanah adalah segala macam amal perbuatan yang diamanahkan Allah SWT. Kepada hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 27 – 28 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Bentuk-bentuk amanah yang harus kita tanamkan sebagai suri tauladan bagi peserta didik kita adalah antara lain kejujuran, ketaatan terhadap nilai-nilai kebenaran, integritas, dan pengabdian. Menurut Salahuddin Sanusi untuk memiliki integritas minimal ada 11 prinsip yang harus dilaksanakan, yaitu beriman dan bertaqwa, persaudaraan, persamaan, musyawarah, gotong royong, pertanggungjawaban bersama, bekerja keras, berinisiatif dan kreatif, berlomba dalam kebaikan, toleransi, dan percaya diri berjalan terus pada jalan yang benar.

Fathonah

Cerdas, pandai atau pintar. Nilai dasar Fathonah adalah bahwa kita sebagai hamba Allah harus cerdas, kreatif, teliti, pandai dan trampil dalam mengemban tugasnya. Sebagai pemimpin harus cerdas, supaya dapat memberikan pelayanan yang efektif berupa bantuan langsung kepada guru-guru tentang bagaimana cara meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Termasuk bagaimana mempersiapkan proses pembelajarannya sampai teknik evaluasinya. Guru mengembangkan proses pembelajaran yang menarik, proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga siswa menjadi nyaman. Guru harus selalu berinovasi dalam proses pembelajaran. Siswa harus mengasah potensi dirinya dan juga harus perupaya untuk mengasah kecerdasannya untuk mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin bangsa yang handal.

Tabligh

Menyampaikan wahyu atau risalah dari Allah SWT. Kepada orang lain atau memberikan pelajaran, pengetahuan dan menyampaikan yang hak kepada yang dipimpinnya. Nabi memiliki dasar ini karena beliau punya kemampuan yang bagus dalam menyampaikan informasi, berita, wahyu, perintah, larangan, isi hati, ide, gagasan, dan seterusnya. Memiliki kemampuan menentukan strategi komunikasi yang sesuai dengan sasarannya sehingga terhindar dari fitnah akibat kesalahfahaman. Nilai dasar tabliq merupakan kunci dan erat kaitannya dengan membangun relasi, hubungan yang harmonis dan jalinan komunikasi antara sesame, atasan dan bawahan, dan seterusnya. Nabi Muhammad SAW. Tidak pernah memerintahkan umatnya untuk dakwah dengan cara mencaci maki. Menyampaikan dakwah dengan penuh hikmah dan kebijakan. Sifat-sifat Rasulullah inilah yang seharusnya kita kembangkan di dunia pendidikan kita, sehingga tercipta suasana yang kondusif di sekolah.

Shidiq

Benar, jujur dalam ucapan dan tindakan, ucapan selaras dengan tindakan dan satunya kata dengan tindakan, tidak bohong dan tidak ada dusta diantara sesama, merupakan nilai dasar shidiq yang diteladankan oleh Rasulullah kepada umatnya. Kejujuran dan kebenaran itu senantiasa dimiliki dan dilaksanakan dalam berbagai aktifitas kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Tindakan tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, tidak malas-malasan, atau memiliki tingkat kesadaran yang bagus dalam bertanggung jawab. Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa hidup dan menjalani kehidupan ini dengan benar. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW. Yang artinya “Hendaklah kamu berlaku benar, karena berlaku benar/ jujur membimbing kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke Surga”.

Amanah

Punya kelayakan untuk dipercaya, lawan amanah adalah khianat artinya menyalahgunakan kepercayaan. Amanah adalah segala macam amal perbuatan yang diamanahkan Allah SWT. Kepada hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 27 – 28 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Bentuk-bentuk amanah yang harus kita tanamkan sebagai suri tauladan bagi peserta didik kita adalah antara lain kejujuran, ketaatan terhadap nilai-nilai kebenaran, integritas, dan pengabdian. Menurut Salahuddin Sanusi untuk memiliki integritas minimal ada 11 prinsip yang harus dilaksanakan, yaitu beriman dan bertaqwa, persaudaraan, persamaan, musyawarah, gotong royong, pertanggungjawaban bersama, bekerja keras, berinisiatif dan kreatif, berlomba dalam kebaikan, toleransi, dan percaya diri berjalan terus pada jalan yang benar.

Fathonah

Cerdas, pandai atau pintar. Nilai dasar Fathonah adalah bahwa kita sebagai hamba Allah harus cerdas, kreatif, teliti, pandai dan trampil dalam mengemban tugasnya. Sebagai pemimpin harus cerdas, supaya dapat memberikan pelayanan yang efektif berupa bantuan langsung kepada guru-guru tentang bagaimana cara meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Termasuk bagaimana mempersiapkan proses pembelajarannya sampai teknik evaluasinya. Guru mengembangkan proses pembelajaran yang menarik, proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga siswa menjadi nyaman. Guru harus selalu berinovasi dalam proses pembelajaran. Siswa harus mengasah potensi dirinya dan juga harus perupaya untuk mengasah kecerdasannya untuk mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin bangsa yang handal.

Tabligh

Menyampaikan wahyu atau risalah dari Allah SWT. Kepada orang lain atau memberikan pelajaran, pengetahuan dan menyampaikan yang hak kepada yang dipimpinnya. Nabi memiliki dasar ini karena beliau punya kemampuan yang bagus dalam menyampaikan informasi, berita, wahyu, perintah, larangan, isi hati, ide, gagasan, dan seterusnya. Memiliki kemampuan menentukan strategi komunikasi yang sesuai dengan sasarannya sehingga terhindar dari fitnah akibat kesalahfahaman. Nilai dasar tabliq merupakan kunci dan erat kaitannya dengan membangun relasi, hubungan yang harmonis dan jalinan komunikasi antara sesame, atasan dan bawahan, dan seterusnya. Nabi Muhammad SAW. Tidak pernah memerintahkan umatnya untuk dakwah dengan cara mencaci maki. Menyampaikan dakwah dengan penuh hikmah dan kebijakan. Sifat-sifat Rasulullah inilah yang seharusnya kita kembangkan di dunia pendidikan kita, sehingga tercipta suasana yang kondusif di sekolah.

makna

Logo SHAFTA

Bintang Besar
Melambangkan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat manusia dan Rasulullah.

Empat Bintang Sebelah Kanan
Melambangkan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Empat Bintang Sebelah Kiri 
Melambangkan empat madzab yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.

Jumlah Bintang sebanyak 9 (sembilan)
melambangkan sembilan wali penyebar agama Islam di pulau Jawa.

5 Kubah

Melambangkan Rukun Islam Yaitu Syahadat, Sholat, Puasa Zakat dan Haji.

Buku

Melambangkan Al-Qur'an yang merupakan Pedoman hidup bagi umat Islam.

Bola Dunia

Melambangkan tempat hidup, tempat berjuang, dan beramal di dunia.

Warna Hijau

Melambangkan Kedamaian dan kesuburan

Warna Kuning

Melambangkan Kemakmuran