logo-sekolah-islam-shafta

Peristiwa-Peristiwa Bersejarah Terpenting Dalam Bulan Ramadhan

123

Bulan Ramadhan diketahui sebagai bulan teristimewa dan bulan yang penuh dengan kemuliaan, khususnya bagi kaum muslimin. Setiap tahunnya masyarakat muslim tentu selalu menantikan dan mengharapkan kedatangan bulan tersebut. Allah Swt memang telah mengistimewakan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya, dan di dalamnya pula terdapat ibadah khusus yang dapat dilakukan umat Muslim seperti puasa dan shalat malam (tarawih). Namun di samping itu Allah Swt juga telah menorehkan beberapa peristiwa penting dalam perjalanan sejarah bulan-bulan Ramadhan, yang mana apabila dicermati hal-hal tersebut dapat menjadi pelajaran dan menambah kokohnya keimanan.

Syeikh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya, Al-Fiqih Islam wa Adillatuhu menerangkan bahwa peristiwa terpenting yang terjadi di bulan Ramadhan adalah turunnya Al-Qur’an al-Karim. Kemudian terjadi pula beberapa peristiwa besar yang sangat menentukan dalam sejarah di bulan Ramadhan. Beberapa yang masyhur di antaranya:

  1. Perang Badar Kubra, yaitu perang “pembeda” di mana Allah membedakan antara kebenaran dan kebatilan, yang kemudian dimenangkan oleh Islam (simbol nilai-nilai tertinggi dalam tauhid, pemikiran, kehidupan yang lurus, dan akhlak yang benar). Sementara, syirik dan paganisme (simbol keterpurukan, keterbelakangan, keruwetan, dan pengabaian kemuliaan manusiawi) kalah. Perang ini teriadi pada hari Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٢٣

“Dan sungguh, Allah telah menolong komu dalam Perang Badan padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali ‘Imran : 123)

Kata Ibnu Abbas, Perang Badar terjadi pada hari Jumat tanggal 17 Ramadhan. Dalam perang inilah Abu Jahl, musuh besar Islam terbunuh.

  1. Penaklukan Mekah, yang merupakan kemenangan terbesar. Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ ١

“Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (QS.al-Fath: 1)

Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat tanggal 20 atau 21 Ramadhan tahun 8 H. Dalam peristiwa inilah aliran paganisme dimusnahkan dan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah dihancurkan. Dalam bulan Ramadhan tahun 5 H kaum Muslimin mengadakan persiapan untuk menghadapi Perang Khandaq yang kemudian terjadi pada bulan Syawwal tahun yang sama.

  1. Sebagian peristiwa Perang Tabuk terjadi dalam bulan Ramadhan tahun 9 H. Dalam bulan Ramadhan pula terjadinya Perang Qadisiyah, Perang Buwaib, dan penaklukan pulau Rhodes.
  2. Islam tersebar di Yaman pada tahun 10 H di bulan Ramadhan. Nabi saw. pun mengutus Ali bin Abi Thalib bersama sebuah pasukan kecil ke Yaman dengan membawa sepucuk surat untuk penduduk Yaman.
  3. Pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 H, Khalid bin Walid menghancurkan bangunan tempat menyembah berhala Uzza di Nakhlah, kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Uzza takkan disembah lagi untuk selamanya!” Rasulullah saw juga mengirim beberapa pasukan kecil untuk menghancurkan semua berhala.
  4. Pada bulan Ramadhan tahun 9 H delegasi suku Tsaqif dari Tha’if menghadap Rasulullah saw. untuk menyatakan masuk Islam. Pada tahun ini pula penghancuran berhala Lata yang dulu disembah oleh suku Tsaqif.
  5. Pada pagi hari fumat tanggal 25 Ramadhan tahun 479 H terjadi Perang Sagrajas (nama sebuah dataran di dekat Portugal) atau Perang Arabisme dan Islam. Dalam perang ini, pasukan Muslimin di Andalusia yang dikomandani oleh Yusuf bin Tasyfin berhasil mengalahkan pasukan Eropa yang berjumlah 80.000 personel dan dipimpin oleh raja Castilla, Alfonso VI.
  6. Perang Ain Jalut (sebuah desa yang terletak di antara Baisan dan Nabulus) terjadi pada pagi hari Jumat tanggal 15 Ramadhan 658 H, bertepatan dengan 3 September 1260 M. Pasukan Muslimin dipimpin oleh Sultan Quthuz, sultan negara Mamalik di Mesir. Setelah berteriak lantang, “Duhai Islam-ku!” akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan Mongol hingga mereka lari tunggang langgang.Setelah berakhirnya perang ini, wilayah Mesir dan Syam disatukan, dan Islam serta kaum Muslimin selamat dari kekejaman bangsa Mongol. Pahlawan Shalahuddin al-Ayubi juga melakukan beberapa pertempuran yang menentukan melawan kaum Salib di bulan Ramadhan.
  1. Penaklukan Andalusia. Dalam bulan Ramadhan-lah terjadinya Perang Tharif, yang mengawali penaklukan Andalusia. Begitu pula terjadi perang Sagraias. Kemudian Andalusia takluk pada tanggal 28 Ramadhan 92 H/19 Juli 711 M kepada pasukan Muslimin yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad setelah dia mengalahkan Roderick, panglima bangsa Goth (Jerman), dalam pertempuran yang menentukan yang dikenal dengan Perang al-Buhairah (Perang Danau) setelah dia menguasai Selat Gibraltar; membakar kapal-kapalnya, dan mengucapkan perkataannya yang legendaris kepada pasukannya, “Di belakang kalian laut, sedangkan di depan kalian musuh!” Setelah itu ditaklukkan pula Cordova, Granada, dan Toledo yang menjadi ibukota politik Andalusia.
  2. Dalam bulan Ramadhan pula terjadinya perang terakhir melawan kaum salib untuk membersihkan negeri dari kekejian mereka. Pada tanggal 10 Ramadhan 1393 H/1973 M teriadi Perang Ubur, yakni penyeberangan angkatan bersenjata Mesir melalui terusan Suez dari tepi sebelah barat ke tepi sebelah timur; setelah dikuasai oleh kaum Yahudi selama kurang lebih tujuh tahun sejak tanggal 5 Juni 1967 M. Pada tanggal 10 Ramadhan, tiba pula angkatan bersenjata Syria di tepi danau Thabariyah. Dalam “Perang Kemuliaan” yang terjadi di bulan Ramadhan (April 1968 M), dengan jumlah yang sedikit, sementara musuh menduduki posisi yang sangat strategis, penduduk Palestina berhasil memberi kaum Zionis pelajaran yang tidak terlupakan.

Peristiwa-peristiwa di atas menunjukkan bahwa Islam mendudukkan segala persoalan secara proporsional, sekaligus menjadi bukti bahwa motto puasa adalah kekuatan, jihad, dan kerja, bukan kelemahan dan kemalasan. Seorang Muslim mesti berinteraksi dengan realita kehidupan dan beradaptasi dengan kondisi. Kewajiban religius tidak boleh memalingkannya dari kewajiban penghidupan dan kehidupan. Dan sebaliknya, hawa nafsu duniawi serta godaan makanan dan minuman tidak boleh mengekang tekad dan kemauannya.

Tidak patut seorang Muslim berkata bahwa puasa itu membuat pekerjaan terbengkalai dan masyarakat terbelakang. Jalan Islam itu sudah dikenal, yaitu jihad; dan agama/syariat Allah itu mudah, tidak sulit. Islam membolehkan, bahkan menganjurkan, berbuka dalam perjalanan dan perang. Dia menetapkan bahwa orang-orang yang berpuasa dalam situasi seperti itu terhitung memberat-beratkan diri.

Dia juga menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak berpuasa dalam jihad akan memperoleh seluruh pahala jihad, sebagaimana diterangkan oleh Nabi saw. pada waktu penaklukan kota Mekah, yang saat itu beliau adalah orang pertama yang membatalkan puasanya. Bukti akan hal ini adalah peristiwa-peristiwa besar yang telah terjadi di bulan Ramadhan. Kami telah menyebutkan sebagiannya yang paling masyhur untuk membuktikan bahwa kemenangan itu terkait dengan penyucian jiwa dari kotoran-kotoran materi, dan bahwa hari-hari di bulan Ramadhan itu penuh berkah, membawa kebaikan, kemenangan, dan karunia ilahi apabila semua hati telah terfokus kepada Tuhan langit dan bumi. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِۙ ١٢٦

“… Dan tidak ada kemenangan itu selain dari Allah….” (QS. Ali’Imran: 126)

 

Source: Az-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqih Islam wa Adillatuhu, Beirut: Darul Fikir, 2020

Author

Latest Post