logo-sekolah-islam-shafta

HARLAH Ikatan Pelajar Perempuan NU 2023

Flyer Hari Lahir Ikatan Pelajar Perempuan NU 9.16

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) diresmikan pada 2 Maret 1955 atau 8 Rajab 1374 H. Pada awalnya IPPNU berasal dari sekumpulan organisasi lokal pelajar dan santri yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama seperti Jam’iyyah Dziba’, Barzanji, Jam’iyyah Yasin, dan lain-lain. Perkumpulan ini tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Dulunya, perkumpulan ini tidak memiliki forum pertemuan untuk berdiskusi. Akhirnya, pada 1936 lahirlah Tsamratul Mustafidin yang didirikan oleh putra-putri NU di Surabaya. Tiga tahun kemudian lahir pula PERSANO (Persatuan Santri Nahdlatul Ulama).

Pada 1941, di tengah pergolakan rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan, pelajar dan santri di Kota Malang mendirikan Persatuan Moerid NO dan IMNO (Ikatan Moerid NO). Empat tahun kemudian, di pulau Madura lahir pula perkumpulan bernama Ijtima’at Tholabah dan Subbanul Muslimin.

Perkumpulan ini bukanlah semata organisasi pelajar atau santri saja, tapi mereka juga ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam melawan penjajah. Hal ini menjadi salah satu andil dan sumbangsih pelajar NU terhadap bangsa.

Setelah kemerdekaan muncul berbagai perkumpulan-perkumpulan lain, diantaranya IKSIMNO (Ikatan Kesatuan Siswa Moebaligh Nahdlatul Ulama) di Madura. Pada 1953 didirikan pula PERPERNO di Kediri, IPINO di Bangil, dan IPNO di Surakarta.

Dari sekian banyak perkumpulan tersebut, mereka tidak saling mengenal satu sama lain karena berada di tempat yang berbeda-beda. Walaupun terdiri dari berbagai daerah yang berbeda dan dibangun atas dasar inisiatif sendiri, perkumpulan ini memiliki nilai asas dan landasan yang sama yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Hal dan landasan itu membawa setitik inspirasi bagi para perintis untuk menyatukan perkumpulan organisasi tersebut dalam suatu organisasi yang teratur dan tertib bertaraf nasional. Pada 24 Februari 1954 dalam Muktamar LP. Ma’arif di Semarang muncullah gagasan yang dipelopori oleh pelajar dari Yogyakarta, Solo dan Semarang yaitu Tholhah Mansur, Sufyan Kholil, Farida M, Uda, Abdul Ghani, dan Ahmad Maskup. Akhirnya, dengan hasil keputusan mufakat bersama lahirlah IPNU. Lahirnya IPNU tersebut menjadi tombak lahirnya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang secara resmi lahir menjadi organisasi pada 2 Maret 1955 dengan kantor pusat di Surakarta, Jawa Tengah.

Pada mulanya, IIPNU didirikan untuk melakukan pembinaan terhadap remaja putri NU yang masih duduk di bangku sekolah madrasah tingkat menengah dan tingkat atas. Seiring berjalannya waktu, pada 1988 organisasi ini merubah sasarannya tidak lagi hanya terbatas pada pelajar putri melainkan semua putri NU. Pemimpin pertamanya adalah Umroh Mahfudzoh, salah seorang cucu pendiri NU. Dia menganggap perlu adanya wadah bagi pelajar putri NU dengan harapan dapat mencetak anak bangsa yang mandiri, kreatif, inovatif, berakhlakul karimah, dan berfaham ahlussunnah wal jamaah (aswaja).

Baru-baru ini, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) masa khidmah 2022-2025 resmi dikukuhkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf.

Author

Latest Post