KAJIAN RAMADAN: DALIL-DALIL IBADAH MALAM RAMADAN

WhatsApp_Image_2021-05-03_at_11_04_211

Kajian Ramadan di Sekolah Islam Shafta terus dilakukan dengan menghadirkan kembali KH. Ma’ruf Khozin di pertemuan kali kedua ini. Tema yang dihadirkan di sore hari ini yaitu dalil-dalil ibadah malam Ramadan. Hadir di acara kajian ini yaitu Ketua Yayasan AL Insanul Kamil dan pengurus , kepala SMP-SMA Shafta da seluruh guru dan karyawan. Sabtu (17/4)

Kajian dimulai dengan menampilkan sukses hidup tergantung tiga hal yaitu pola hidup, pola pikir dan tidak banyak tingkah dalam hidup. Rakaat tarawih di kota kadang menimbulkan persoalan karena muncul kemunduran bersama yaitu dengan melakukan sholat delapan rokaat. Kajian utama bahasan ada ulama fikih 4 mahzhab sepakat bahwa tarawih 30 rokaat dan 3 witir namun ada ulama ahli mengatakan 11 rokaat, namun di zaman akhir zaman yang anti mahzab menegaskan 8 rokaat dan 3 witir .

Dalil-dalil tentang ibadah malam Ramadan seperti yang terdapat di HR. Bukhari , Muslim,Abu Dawud , al Turmudzi, al Nasai, Ibnu majah dan Ibnu Hibban dari Hurairah yang berbunyi “ Barang siapa salat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosanya yang terdahulu “. Disebutkan pula ibadah malam tarawih juga ditulis dalam al Hafidz Ibnu Hajar, Tah al Bari Syarah Sahih ala Bukhari, 6/289 yang berbunyi “ An Nawawi menyebutkan bahwa yang dimaksud dalam hadis ibadah malam Ramadan adalah salat tarawih”. Kasahihan shalat tarawih pada zaman Umar bin Khataab tidak menjadi persoalan ketika sholat tarawih menjadi 23 rokaat namun sekarang menjadi polemik di masyarakat.

Hadis yang berkaitan dengan sholat tarawih di masa sahabat sebanyak 20 rokaat, 4 Mahzab ahlisunnah berpendapat bahwa rokaat sholat tarawih sebanyak 20 rokaat. pendapat Mufi al Azhar, Sahabat di masa Umar, dan riwayat Turmudzi, Namun dalam kenyataannya menjadi 8 rokaat saat dalam sejarah cerita dari Jabir Bin Abdillah Ra, beliau berkata kami melakukan shalat tarawih bersama Rasulullah AW di bulan Ramadan sebanyak 8 rokaat.

Salawat saat tarawih dilakukan “ Rasulullah memerintahkan kepada kami agar salat tidak disambung dengan salat berikutnya, hingga kami berbicara atau pindah dari tempat semula (HR. Muslim Abu Dawud dan Ahmad). Hal yang dilakukan yaitu dengan cara suara atau bacaan shalawat yang berisi doa sebagai pemisah antara sholat satu dengan yang lain. Alasan pindah tempat ketika salat yaitu untuk memperbanyak tempat ibadah, sebagaimana yang dikatakan oleh al Bukhari dan al Baghawi sebab tempat-tempat sujud akan menjadi saksi baginya seperti dalam firman Allah yang artinya “ Pada hari ini bumi menceritakan kabar yang diperbuat di atasnya” (Aun al Ma’bud Syarah Suna Abi Dawud, 2/134).

Surat-surat pendek yang dibaca ternyata menjadi kebiasan seperti yang ada di hadis Hasyiah al Jamal, 4/325yang berbunyi “ …mengulang surat al ikhlas setelah surat at takatsur sampai al Lahab sebagaimana yang biasa dilakukan kebanyakan imam besar di Mesir” Lebih lanjuta dijelaskan pula tentang tadarus Al Quran yairu kata nabi “ Saya tahu suara bani Asyari di malam hari dari bacaan Quran mereka HR. Bukhari. Membaca al Quran di malam hari memang dianjurkan selama tidak menganggu orang dan tidak pamer.

Author

Latest Post