Pada kesempatan ini kami masih melanjutkan penjabaran yang terdapat di kitab At-Tibyan, yakni kitab yang membahas tentang adab dalam menghafal al-qur an. Mari kita mengawali ulasan ini dengan apa yang pernah disampaikan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud RA tentang sosok inspiratif dan kita harus iri dengan mereka berdasarkan dengan keterangannya berikut ini :
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ
١ – رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ
٢ – وَرَجُلٍ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak bisa iri hati, kecuali kepada dua macam orang, yaitu :
- Orang lelaki yang dianugerahi Allah Subhanahu wa ta’ala harta, kemudian dia membelanjakannya dalam keperluan yang benar.
- Orang lelaki yang dianugerahi Allah Subhanahu wa ta’ala hikmah (Ilmu), kemudian dia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.
Sebagai pembelajar al-quran yang baik, tentunya terbersit dalam benak kita mengapa kita harus terinspirasi kepada jenis 2 orang ini , yakni :
- Orang kaya yang membelanjakan hartanya dengan keperluan yang benar
- Orang berilmu yang kemudian mengajarkannya dan memutuskan suatu perkara dengan keilmuan yang dia miliki
Iri dalam konteks ini lebih tepat dipahami sebagai rasa kagum atau terinspirasi terhadap kualitas atau tindakan orang lain yang kita anggap bermanfaat sehingga kita mendapati alasan mengapa kita bisa merasa iri atau kagum terhadap dua orang tersebut:
- Orang kaya yang membelanjakan hartanya dengan keperluan yang benar: Orang ini menggunakan kekayaannya dengan cara yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Mereka mungkin berinvestasi dalam proyek sosial, amal, atau kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sikap ini menunjukkan tanggung jawab sosial dan kebijaksanaan dalam mengelola sumber daya. Kegiatan bajik yang sangat bijak ini tentunya menjadi sesuatu yang patut dicontoh oleh kita.
- Orang berilmu yang mengajarkan dan memutuskan perkara dengan keilmuan yang dimiliki: Orang ini memiliki pengetahuan yang mendalam dan bersedia membagikannya kepada orang lain. Dengan mengajarkan dan menerapkan ilmunya dalam memutuskan suatu perkara, mereka berkontribusi pada kemajuan dan kebijaksanaan masyarakat. Ini menunjukkan dedikasi terhadap penyebaran ilmu dan keadilan, serta komitmen untuk membuat keputusan yang berdampak positif.
Kedua contoh ini menunjukkan kualitas-kualitas positif yang bisa menjadi inspirasi, dan rasa kagum terhadap mereka bisa mendorong kita untuk meniru tindakan-tindakan tersebut dalam kehidupan kita sendiri terutama bagi kita yang merupakan seorang pembaca, penghafal dan pembelajar ilmu al-qur an sehingga kita bisa senantiasa mempraktikkan dan mengistiqomahkan hal-hal baik dalam setiap sendi kehidupan kita semua.
Demikian ulasan singkat pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.