logo-sekolah-islam-shafta

PENGAJIAN NUZULUL QURAN BERSAMA KH. AGOES ALI MASYHURI

gus_ali

Puncak acara di bulan Ramadan di Sekolah Shafta yaitu peringatan Nuzulul Quran dengan mendatangkan KH. Agoes Ali Masyhuri dari Pondok Pesantrean Bumi Sholawat Sidoarjo. Acara ini merupakan puncak rangkaian kegiatan yang sebelumnya dilakukan di Sekolah Islam Shafta. Acara tersebut mulai Kajian Ramadan bersama KH. Ma’ruf Khozin, Pondok Ramadan SMP-SMA Shafta , bagi takjil, sholat Qiyamul Lail, buka bersama dan tarawih bersama dan penyerahan takjil dan zakat siswa SMP-SMA Shafta. (4/5)

Setelah sholat magrib dan buka bersama acara dilanjutkan dengan sholat tarawih bersama. Setelah sholat tarawih ternyata Gus Ali sudah datang dan siap untuk mempersiapkan ceramahnya di depan seluruh undangan.

Acara dibuka sambutan Ketua Yayasan Al Insanul Kamil yang memberikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu terselenggaranya kegiatan selama 23 hari di bulan Ramadan dan melaksanakan kegiatan sesuai protokol kesehatan.

Gus Ali diawal pembuka tauziahnya berharap Yayasan Al Insanul Kamil senantiasa penuh barokah, selamat Ketua Yayasan, makmur gurunya, makmur siswanya, terangkat sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Lebih lanjut Gus Ali menjelaskan kata kunci yaitu “ Secuil kebaikan yang dilakukan oleh orang yang yakin dan takwa lebih unggul daripada segudang ibadah yang dilakukan orang bodoh dan tertipu.” Diteruskan pula “Sesungguhnya amal ibadah tergantung niatnya. Semua orang mendapatkan apa yang diniatkan. Pandai-pandailan menata niat akan menentukan kualitas amal. “Banyak amal ibadah biasa menjadi bermakna karena dibungkus niat dan tulus. Banyak kewajiban sia-sia karena tidak dibarengi niat yang tulus dan benar.” Tandasnya.

Tanda-tanda seseorang hamba benar dalam niat beramal pertama tidak malas, kedua ulet dan tahan banting bila menemukan kesulitan, ketiga senantiasa bergantung kepada Allah SWT.

Tanda seseorang ikhlas dalam beramal yaitu pertama ujian dan celaan manusia baginya sama saja. Kedua yang dipandang adalah wajah keridhoan Allah. Ketiga yaitu bila beramal pahalanya ingin bertemu di akhirat nanti. Keihklasan bagaikan mata air jernih yang menyuburkan. Hatinya akan senantiasa menerima nasihat.

Sementara itu lebih dalam Gus Ali menjabarkan tentang penggunaan kata khusus bagi orang beriman yang berpuasa bukan pada kata manusia. Diharapkan dari puasa Ramadan muncul manusia-manusia unggul dalam Islam di tengah-tengah masyarakat. Seperti contoh puasa Ramadan di zaman Rasulullah mampu memikul tugas besar dan mampu menguasai separuh belahan dunia. Puasa dijiwai akan melahirkan disiplin yang luar biasa.

Dalam kecerdasan spiritual yaitu mengetuk pintu langit sepertiga malam dan manajemen pendidikan beda dengan manajemen perusahaan. Harus ada roh yaitu ketulusan, dan keikhlasan. Sedangkan manajemen perusahaan hanya ada rugi dan untung. Di manajemen pendidikan semua harus punya komitmen dan keikhlasan yang akhirnya sekolah bisa maju dan segala penentu semua adalah Allah SWT. Dalam manajemen pendidikan yang dikedepankan adalah ketulusan dan keikhlasan. Acara ditutup dengan doa oleh KH. Gus Ali dan berharap kemajuan Sekolah Islam Shafta dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Acara dilanjutkan dengan pembagian bagi yatim dan duafa di lingkungan sekolah Islam Shafta dan semoga apa yang dilakukan selama bulan Ramadan tahun bisa memberikan berkah dan pahala yang berlipat ganda dan diampuni dosa-dosanya. (sgk)

Author

Latest Post

Related Post