PEMBINAAN GURU PENDAMPING PENULISAN CERPEN

Cerpen

Kegalauan semakin menurunnya peserta lomba penulisan cerpen tingkat SD dan SMP se-Surabaya membuat Diknas Surabaya membuat terobosan dengan mengadakan pembinaan guru pendamping penulisan cerpen bagi siswa. Kegiatan ini dilaksanakan karena para penulis buku dan sekaligus juri lomba cerpen semakin resah karena program literasi yang diterapkan di Surabaya mengalami penurunan.

Melalui program pembinaan bagi guru merupakan bagian memberikan motivasi agar selepas kegiatan ini guru yang ikut hadir bisa memberikan kontribusi kepada siswa untuk ikut lomba menulis cerpen. Tidak kurang ada sekitar dua ratus guru memenuhi aula Covention Hall ikut serta mendengarkan penjelasan narasumber.

Narasumber pertama, Much. Khoiri menyampaikan penulisan cerpen yang baik dan berbeda yaitu dengan cara melihat alur yang dipakai, awal pembuka cerpen yang membuat juri penasaran, story line, unsur intrinsik hingga penutup cerpen. Semua yang dijelaskan harus diramu dengan sedikit majas, situasi dan membuat orang tertarik membaca cerpen.

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa “ Harus dibuatkan story line, kalau tidak cerita itu tidak akan bisa bagus dan menyambung, hanya berupa angan-angan saja,” tandasnya. Ditambahkan pula “ Buatlah gambaran cerita itu sedetil mungkin sehingga orang bisa melihat secara langsung jika suatu saat mereka melihat gambaran yang sesungguhnya.”

Dengan cara sederhana dan ditambah dengan cerita bagaimana menulis cerpen harus berulang-ulang dan tidak pernah menyerah untuk menulis akhirnya membuahkan hasil sekarang ini. Contoh-contoh cerpen yang pernah ditulis narasumber di awal maupun di akhir cerpen memberikan nuansa baru dalam penulisan cerpen.

Sementara itu narasumber kedua memberikan materi tentang persyaratan membuat cerpen yang akan dinilai yaitu kesesuaian tema, unsur cerita, tokoh dan penokohan, sudut pandang dan cara menggambarkan cerita apakah memberikan kejutan. Namun hal yang paling pokok guru tidak akan ikut campur menulis cerpen yang dilombakan melainkan hanya memberikan rambu-rambu yang tepat. Banyak peserta ketika menulis ternyata bahasa yang diungkapkan ternyata jauh lebih tinggi dari umurnya. Dari sinilah akhirnya setiap juri yang menilai tahu dan mengerti bahwa peran guru masih lebih tinggi.

Author

Latest Post