Assalamualaikum Wr Wb.
pada subbab yang lalu anda telah mempelajari mengenai manusia, ruang, dan waktu dalam sejarah. pada bab ini kita akan mempelajari mengenai konsep diakronik dan sinkronik dalam sejarah.
Pengertian Diakronik
Secara etimologis, Diakronik berasal dari Bahasa Yunani. ‘Dia’ artinya ‘melalui’ atau ‘melampaui’, dan ‘chronicus’ yang artinya ‘waktu’. Jadi, diakronik adalah memanjang dalam waktu, namun terbatas pada ruang.
Cara berpikir diakronik dalam sejarah disebut juga berpikir secara kronologis. Peristiwa disusun berdasarkan urutan waktu dari awal hingga akhir, supaya tidak melompat-lompat dan berujung pada kekeliruan. Kita diajak menelusuri dan menganalisa peristiwa berdasarkan jam, hari, minggu, bulan, atau tahun.
Ciri-Ciri Berpikir Diakronik
1. Memanjang dalam waktu, menyempit dalam ruang
Artinya, cara berpikir diakronik lebih mengutamakan urutan waktu dengan sedikit memerhatikan keluasan ruang.
2. Fokus pada kronologis
Dalam berpikir diakronik, kronologis dibutuhkan untuk menempatkan kejadian secara urut dan tidak melompat-lompat.
3. Bersifat vertikal
Alur waktu berjalan lurus tanpa ada penjelasan lebih lanjut tentang kejadian tersebut.
Contoh Konsep berpikir Diakronik
Contoh Pemaparan Sejarah Berdasarkan Cara Berpikir Diakronik
a. Sejarah Penerapan Demokrasi di Indonesia
- Demokrasi Parlementer (1945-1959)
- Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
- Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru (1966-1998)
- Demokrasi Pancasila pada Era Reformasi (1998-sekarang)
b. Urutan Presiden Indonesia Sejak Kemerdekaan hingga Sekarang
- Ir. Soekarno (1945-1967)
- Soeharto (1967-1998)
- B.J. Habibie (1998-1999)
- Abdurrahman Wahid (1999-2001)
- Megawati Soekarnoputri (2001-2004)
- Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)
- Joko Widodo (2014-2024)
Pengertian Sinkronik
Sinkronik juga berasal dari bahasa Yunani. Kata ‘syn’ yang berarti ‘bersamaan’, dan ‘chronos’ yang artinya ‘waktu’. Maka dalam sejarah, sinkronik adalah cara berpikir yang meluas dalam ruang, tetapi terbatas pada waktu.
Cara berpikir sinkronik berfokus pada aspek-aspek peristiwa. Seperti penyebab, dampak, tokoh, tempat, dan lain-lain
Ciri-Ciri Berpikir Sinkronik
1. Mengkaji waktu tertentu
Artinya, sinkronik hanya fokus mengkaji pada satu periode atau waktu tertentu.
2. Bersifat horizontal
Artinya, sinkronik memandang peristiwa pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek. Misalnya, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, dan sebagainya.
3. Menitikberatkan pengkajian pada strukturnya
Ketika menganalisis peristiwa, cara berpikir sinkronik berusaha mengaitkannya dengan aspek tertentu. Misalnya, saat membahas kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kamu juga mengaitkannya dengan aspek politik.
Contoh Konsep Berpikir Sinkronik
Latar Belakang Diterapkannya Masa Demokrasi Terpimpin
Presiden Soekarno menyampaikan amanat kepada konstituante (dewan pembentuk UUD) tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, yaitu:
- Demokrasi terpimpin bukan diktator.
- Demokrasi terpimpin sesuai dengan dasar hidup dan kepribadian bangsa Indonesia.
- Demokrasi terpimpin berarti demokrasi di seluruh persoalan kenegaraan dan kemasyarakatan, termasuk sosial, politik, dan ekonomi.
- Inti pimpinan di dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
- Di dalam demokrasi terpimpin, oposisi wajib mampu melahirkan pendapat yang sehat dan membangun.
Jika melihat pokok-pokok di atas, demokrasi terpimpin tentunya terlihat baik dan tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Namun nyatanya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya. Akibatnya, demokrasi terpimpin kerap kali malah menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, juga budaya bangsa Indonesia.
Jika anak-anak ingin melihat PPT Bapak akan mencantumkan dibawah ini
https://docs.google.com/presentation/d/1qVfwupITrMx1YKGkM4C-v0aqM8rj9ZFf/edit?usp=drive_link&ouid=103985805785913217776&rtpof=true&sd=true
mungkin itu dari bapak, sekian terimakasihh