Kekalahan Jepang di Front Asia Pasifik

Perang Pasifik dimulai pada tanggal 7-8 Desember 1941, ketika Jepang menginvasi Thailand dan menyerang koloni Inggris di Malaya, Singapura, dan Hong Kong. Kemudian juga termasuk dalam serangan mendadak Jepang ke pangkalan militer dan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Pulau Wake, Guam, dan Filipina.

Perang Pasifik ini merupakan perang gabungan pasukan Sekutu diadu melawan Jepang. Pertempuran terdiri dari beberapa pertempuran laut terbesar dalam sejarah, dan pertempuran yang sangat sengit dan kejahatan perang di seluruh Asia dan Kepulauan Pasifik. Perang menunjukan titik akhir dengan terjadinya pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki, disertai dengan pernyataan perang Uni Soviet terhadap Jepang. Hal itu menyebabkan Jepang mengumumkan niatnya untuk menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945. Upacara resmi penyerahan Jepang berlangsung di atas kapal perang USS Missouri di Teluk Tokyo pada tanggal 2 September 1945.

Setelah perang, Jepang kehilangan semua hak dan hak milik bekas kepemilikan di Asia dan Pasifik, dan kedaulatannya terbatas pada empat pulau utama dan pulau kecil lainnya sebagaimana ditentukan oleh Sekutu.

Peristiwa perang Pasifik memiliki pengaruh besar bagi Indonesia, Jepang yangs pada dasarnya sudah mengalami kekalahan sejak bulan Agustus 1942, masih ingin bertahan dan selalu melakukan propaganda berkaitan kemenangannya walaupun berbeda jauh dengan kenyataannya. Situasi Jepang semakin memburuk, moril masyarakat mundur, produksi perang merosot sehingga mengakibatkan berkurangnya persediaan senjata dan amunisi serta logistik perang setelah hilangnya sejumlah besar kapal angkut dan kapal perang. Faktor tersebut menyebabkan Kabinet Tojo Jatuh pada 17 Juli 1944 dan diangkatnya Jenderal Kuniaki Koiso. Salah satu langkah yang diambilnya guna mempertahankan pengaruh Jepang di Wilayah jajahannya dengan cara mengeluarkan pernyataan “Janji Kemerdekaan To Indo” (Indonesia di Kemudian Hari).

Author

Latest Post

Related Post