Gaya Bahasa

gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan cara seseorang mengungkapkan perasaannya atau pikirannya dengan bahasa yang indah. Penggunaan gaya bahasa membuat seseorang mampu menghasilkan karya yang indah. Kata-kata yang dirangkai tidak terasa kaku ketika dibaca. Seseorang yang mendengarkannya pun menikmati untaian kata tersebut. Tidak hanya menghasilkan kata-kata yang indah dan untaian kalimat yang enak didengar, tetapi juga dengan gaya bahasa, seseorang mampu mengekspresikan dirinya dengan meluapkan semua emosi yang dimilikinya. Gaya bahasa menjembatani seseorang untuk menghasilkan karya-karya yang luar biasa.

Gaya bahasa sering digunakan di dalam sebuah karya sastra. Namun, gaya bahasa lebih banyak digunakan di dalam pembuatan puisi. Penggunaan gaya bahasa dalam puisi dapat menimbulkan estetika dalam karya. Penyair pun mampu menyampaikan pesan-pesan yang misteri dalam suatu kata. Pesan-pesan tersebut dapat dimengerti dengan menganalisis kata-kata itu. Terkadang, suatu kata dapat dimaknai dengan menghubungkannya dalam sebuah fenomena alam yang tidak biasa. Kata bulan merah jambu memberikan makna suatu kepedihan karena bulan yang berwarna merah seperti mata yang berwarna merah. Kepedihan menyebabkan seseorang menangis dan membuat mata menjadi merah. hal itu menjadi sebuah simbol kepedihan atau kesedihan seseorang.

Gaya bahasa yang digunakan oleh penyair memiliki ragam gaya. Ada beberapa macam gaya bahasa, yaitu gaya bahasa perumpamaan, perbandingan, dan pertentangan. Beberapa gaya bahasa tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa jenis gaya bahasa. Berikut ini penjabaran dari gaya bahasa yang umum digunakan oleh penyair.

  • Simile
    Perumpamaan ialah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini
    ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa.

Contoh:

  • Seperti air di daun talas.
  • Wajahnya bagaikan bulan kesiangan.
  • Umpama kucing dengan tikus.
  • Laksana air dengan minyak.

 

  • Metafora
    Majas metafora membatu orang yang berbicara atau menulis untuk menggambarkan hal-hal dengan jelas, dengan cara membanding-bandingkan suatu hal dengan hal lain yang memiliki ciri-ciri dan sifat yang sama.

Contoh:

  • Adi menjadi tangan kanan Pak Kades.
  • Dewi malam telah keluar dari peraduan.
  • Si jago merah melalap beberapa petak rumah di kawasan padat penduduk.

 

  • Personifikasi
    Personifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak
    bernyawa ataupun pada ide yang abstrak. Personifikasi merupakan pengungkapan dengan
    menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.

Contoh:

  • Satu jam berlalu, radio masih berkoar-koar tanpa henti.
  • lembar-lembar putih penuh lukisan karena pena sedari tadi menari di atasnya.
  • Sofa di lobi melayani seseorang yang ada di atasnya dengan nyaman.
  • Jaket bulu itu mendekap tuannya dengan penuh kehangatan.

 

  • Depersonifikasi
    Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia
    atau insan.

Contoh:

  • Dia mematung di pojok ruangan.
  • Aku adalah sebuah perisai untuk keluargaku.

 

  • Asosiasi
    Majas asosiasi merupakan majas perbandingan yang cara melukiskan suatu hal dengan cara membandingkan suatu hal dengan hal lain, sesuai dengan keadaan hal yang dimaksud. Asosiasi adalah perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Contoh:

  • Semangatnya keras bagai baja.
  • Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam.
  • Suaranya merdu bagai buluh perindu.

 

  • Hiperbola
    Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.

Contoh:

  • Harga-harga sudah meroket.
  • Ketika mendengar berita itu, mereka terkejut setengah mati
  • Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu dalam acara ini.

 

  • Litotes
    Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
    Litotes : ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Apabila kita
    menggunakan kata yang berlawanan artinya dengan yang dimaksud dengan merendahkan diri terhadap
    orang yang berbicara.

Contoh:

  • Sekali-kali datanglah ke gubuk reotku.
  • Saya bukan siswa yang rajin. Saya hanya datang sebelum waktu yang ditentukan.

 

  • Ironi
    Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Ironi merupakan sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Contoh:

  • Kau sangat rajin sehingga tugasmu menumpuk sangat banyak.
  • Kelasmu sangat bersih karena banyak sampah berserakan.

 

Beberapa majas atau gaya bahasa di atas sering digunakan oleh penyair di dalam karyanya. Gaya bahasa tersebut lebih mudah dalam penerapan dalam sebuah karya.

Author

Latest Post