ANAK BANGSA MARTABAT BANGSA

FOTO_PRESENTASI_SMP1

ANAK BANGSA MARTABAT BANGSA

By. Elis Rahmawati

Pendidikan di Indonesia sangatlah menarik untuk dibicarakan, apalagi saat kondisi seperti sekarang, ditengah pandemi covid 19 kita harus tetap berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa. Banyak hal yang dituntut saat ini, salah satunya adalah belajar dengan gaya virtual yang awalnya anak – anak tidak paham harus dipaksa memahami keadaan seperti ini, sehingga anak – anak mau tidak mau harus membiasakan diri menjadi bisa. Disamping itu pandemi ini membuat banyak Orang tua yang di berhentikan dari temapt pekerjannya, sehingga mereka tidak punya penghasilan. Di tengah kondisi seperti ini proses belajar mengajar disekolah menggunakan sistem pembelajaran daring. Ya… daring, atau dikatakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), pembelajaran yang mengharuskan orang tua mengeluarkan uang untuk pembelian kuota interne, sedangkan di sekolah – sekolah swasta para orang tua juga harus membayar uang bulanan sekolah atau SPP. Hal ini yang membuat orang tua menghela napas panjang dan menelan ludah, karena harus mengeluarkan uang lebih baik untuk bayar sekolah dan beli kuota internet, dan menuntut orang tua untuk tetap menemaani anak – anak belaajar daring dan mengawasi di rumah. Belum juga jaringan internet di rumah yang tidak mendukung. Di surabaya saja masih ada jaringan internet yang tidak bagus, apalagi di daerah – daerah pedesaan atau kota – kota kecil, jelas saja tidak ada signal, sehingga pembelajaran seperti ini tidak akan maksimal. Jika pembelajaran tidak maksimal maka transef knowledge tidak akan tersampaikan. Hal ini akan membuat putra bangsa kurang ilmu. Jika seperti ini pemerintah mencarikan jalan keluarnya? …

Sedari dulu pendidikan di Indonesia memang menarik untuk diamati dan dianalisis. Setiap pergantian menteri pendidikan pasti berganti pula kebijakan terkait pendidikan. Sepertinya mereka belum mau menjadi estafet pendidikan terbaik. Apakah Mencoba untuk menunjukkan siapa dirinya berkompeten? Hhmmm… ini hanya hipotesa saja. Tetapi alangkah bijaknya jika kita selaku wakil rakyat untuk tidak meninggikan ego kita melainkan seharusnya melihat ke bawah dan merangkul mereka. Negara – negara lain saja bisa memliki sistem pendidikan yang bagus dan konsisten, kenapa Indonesia belum bisa?, pertanyaan yang sebenarnya merupakan tamparan bagi mereka yang benar – benar ingin mencerdaskan anak – anak bangsa. Cobalah kita “Turba” turun ke bawah, kita langsung melihat kondisi pendidikan di setiap daerah, karena setiap daerah pasti mempunyai permasalahan pendidikan yang berbeda – beda. Jika permasalahan tiap daerah berbeda maka penyelesainnya juga berbeda pula, jangan disamaratakan. Di kota surabaya saja banyak yang beranggapan bahwa kota surabaya sudah bisa mandiri, ternyata masih punya permasalahan pendidikan sendiri. Kota surabaya data terakhir jumlah penduduknya mencapai 2,9 juta (Badan Pusat Statistik, agustus 2019) sedangkan jumlah kemiskinan di kota surabaya mencapai 130 ribu jiwa (Badan Pusat Statistik 2019) dan 6 ribu anak di surabaya putus sekolah (BAPPEDA JATIM, februari 2012). Ini masih di kota surabaya, melihat permasalahan seperti ini bagaimana cara pemerintah untuk menanganinya terkait pendidikan sekolahnya?. Ada apa dengan 6 ribu anak surabaya yang putus sekolah? … Belum lagi di kota – kota seluruh Indonesia.

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara dalam waktu setahun. Rencana keuangan ini diusulkan Presiden dan disetujui DPR. APBN terdiri dari 3 komponen utama, yaitu pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan negara. Pendapatan negara bisa didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan untuk APBN bisa melalui kepabean & cukai, penerimaan pajak, dan hibah. Berdasarkan data APBN 2018, penerimaan perpajakan mencapai Rp1.618,1 triliun. Angka tersebut didapatkan melalui:

  • Kepabean & Cukai: Rp194,1 triliun.
  • Penerimaan Pajak: Rp1.414 triliun:
    • PPh Migas: Rp38,1 triliun.
    • Pajak non Migas: Rp1.385,9 triliun.

Selain melalui penerimaan perpajakan, pendapatan negara juga didapatkan melalui penerimaan negara bukan pajak. Berdasarkan data APBN 2018, penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp275,4 triliun. Angka tersebut didapatkan melalui:

  • PNBP lainnya: Rp83,8 triliun.
  • Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU): Rp43,3 triliun.
  • Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA): Rp103,7 triliun.
  • Pendapatan dari kekayaan negara: Rp44,7 triliun.

Selain itu, pendapatan negara juga datang dari hibah sebesar Rp1,2 triliun.

Pajak merupakan salah satu komponen APBN dengan kontribusi terbesar. Penerimaan pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen lainnya yang ada dalam APBN yakni sebesar Rp1.618,1 triliun. (Maulidia,Rani; Apa Fungsi APBN & peran pajak didalamnya; 2018)E OLEH RANI MAULIDAH RANI MAULIDA

Jika Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara digabungkan semuanya menjadi :

NO

APBN

JUMLAH

1

Perpajakan

Rp1.618,1 triliun

2

Bukan pajak

Rp275,4 triliun

3

Hibah

Rp1,2 triliun.

 

TOTAL

Rp 1.894,7 triliun

Angka yang luar biasa pencapaian dalam 1 tahun. Memang jumlah APBN sebesar itu sudah ada pengalokasian masing – masing pos. Saya hanya berpikir sederhana saja, bagaimana dengan sebagian dana tersebut mampu mencerdaskan anak – anak bangsa. Banyak cara yang pemerintah bisa berikan kepada anak – anak bangsa untuk pendidikan. Karena majunya pendidikan merupakan cermin keberhasilan suatu negara. Tampilnya putra putri Bangsa Indonesia secara SMART dan BERKARAKTER INDONESIA di kancah internasional merupakan martabat dan harga diri bangsa. Jika putra putri kita SMART maka Bangsa Indonesia akan terlihat excellent di mata dunia. Oleh karena itu alangkah baiknya jika pemerintah menanggung semua biaya sekolah dari Pra sekolah, Sekolah Dasar sampai Sekolah Tingkat Tinggi baik sekolah negeri maupun swasta tanpa terkecuali dan memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi sampai ke jenjang Perguruan Tinggi. Mengingat di kondisi sekarang pandemi covid 19 yang menganjurkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) maka harapan kami selaku guru dan sebagai orang tua, pemerintah memberikan akses kemudahan jaringan internet disetiap sekolah – sekolah dengan gratis, memberikan kekuatan jaringan internet di setiap daerah – daerah untuk mendukung pembelajaran dari rumah, memberikan gadged gratis beserta E-Booknya yang materinya sudah dirancang dan ditentukan Oleh Menteri Pendidikan sesuai dengan Standart Pendidikan Indonesia. Kemudahan yang diberikan pemerintah dengan ikut terlibatnya APBN dalam pengembangan pendidikan Indonesia akan berpengaruh besar terhadap pengembangan karakter anak – anak bangsa. Jika anak – anak bangsa dapat mengakses dengan mudah semua informasi yang berhubungan dengan digital sampai ke kancah internasional maka pemerintah sudah memberikan peluang besar mereka untuk belajar mencari informasi sampai ke negeri sebrang, dengan kata lain pemerintah membuka jendela besar pendidikan Indonesia bagi semua anak – anak bangsa.

Selama ini pemerintah sudah banyak membantu di bidang pendikan Indonesia, cuman untuk saat ini keterlibatan pemerintah melalui APBN sangat diperlukan sekali oleh civitas pendidik, apalagi di masa – masa pandemi ini. Keperluan untuk pembelajaran jarak jauh sangatlah menyita prioritas lebih dari biasanya. Kami sangat berharap sekali bahwa sebagian anggaran APBN yang memang untuk alokasi pendidikan indonesia benar – benar tersalurkan. Sehingga kita sebagai guru dapat tetap membimbing anak – anak bangsa meski dengan kondisi yang berjauhan tetapi ilmu tetap tersampaikan tanpa harus ada kendala yang menghalangi. Semoga dengan terealisasinya jaringan – jaringan kuat internet sampai ke pelosok – pelosok mampu memotivasi anak – anak bangsa menjadi lebih maju dan berkembang untuk menunjukkan kepada Dunia, bahwa Putra Putri Indonesia layak menjadi juara dunia.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/19/kota-surabaya-miliki-penduduk-terbanyak-di-jawa-timur

(minggu, 9/8/2020/11.00)

https://surabayakota.bps.go.id/statictable/2020/01/09/623/angka-dan-garis-kemiskinan-serta-jumlah-penduduk-miskin-kota-surabaya-tahun-2010-2019.html(minggu,9/8/2020/11.07)

http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/02/22/6-ribu-anak-di-surabaya-putus-sekolah/(minggu, 9/8/2020/11.13)

https://www.online-pajak.com/fungsi-apbn(minggu, 9/8/2020/11.39)

 

 

 

 

 

 

 

Author

Latest Post

Related Post