KAJIAN MENYAMBUT PUASA RAMADAN

rabu

Dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadan, Sekolah Islam menggelar kegiatan Kajian Shafta denga tema Puasa Ramadan. Sebagai narasumber ustad Muhammad Farobi, Ketua LBM PCNU Kota Surabaya. Acara ini dihadiri seluruh Ketua Yayasan Al Insanul Kamil dan seluruh Civitas Sekolah Islam Shafta. Acara ini dilaksanakan di halaman sekolah. (30/3).

Dalam paparannya ustad Farobi menjelaskan tentang keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadan bagi umat muslim. Bulan Ramadan yang penuh ampunan Allah ditambah malam kemuliaan Laiatul Qadar. Jika seorang hamba menggunakan Ramadan dengan baik pertanda Allah menyayangi kita. Jika Allah tidak suka dengan manusia maka Allah bisa membuat orang tidak manfaat puasa dengan berbuat ketidakbaikan pada diri sendiri.

Mulai tanggal sepuluh hari pertama Ramadhan Allah menurunkan rahmat bagi manusia, rahmat itu yaitu mudah melaksanakan ibadah sunnah. Seperti tarawih, witir, tadarus. Menghapus dosa-dosa di sepuluh hari kedua dan mengabulkan doa-doa manusia dan Allah membanggakan upaya manusia di hadapan malaikat. Sementara itu orang celaka adalah orang yang tidak mencapat rahmat dari Allah di bulan Ramadan

Lebih lanjut ustad Farobi menjelaskan " Banyak keutamaan pada umat nabi Muhammad ketika puasa Ramadan yaitu bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi dari baunya misik." Hal ini diartikan pahala orang berpuasa sangat luar biasa melebihi orang yang datang ke sholat jumat memakai minyak wangi misik. Hukum bersiwak sebelum duhur tidak bermasalah. Setelah sholat duhur menurut Imam Nawawi diperbolehkan. Menurut ulama bersiwak setelah duhur dianggap makruh.

Ustad Farobi menjelaskan pendapat Imam al Kurtubi yaitu mengapa masih banyak orang yang masih berbuat kemaksiatan di bulan Ramadan. Seperti halnya kemaksiatan muncul ketika berpuasa namun tidak sholatdan tidak menjaga adab-adab puasa dan syarat-syaratnya puasa. Kalau bulan Ramadan kemaksiatan hanya terlihat lebih kecil karena semakin banyak kesadaran. Adanya munculnya maksiat di bulan Ramadan, yaitu karena terjadi pada diri sendiri yang belum memahami puasa Ramadan.

Hikmah puasa yaitu peluang mengejar ketinggalan. Manusia yang baik adalah yang paling bertakwa di sisi Allah namun banyak rintangannya. Pengaruh dosa yang dilakukan manusia bagi manusia melalui puasa bisa dilakukan untuk mengejar ketinggalan dengan berbuat lebih baik di bulan Ramadan. Dibanding umat terdahulu usia mereka lebih panjang daripada umat sekarang. Jarak rentang untuk umur umat sekarang antara 60-70 tahun. Walau berumur pendek namun hal-hal terbaik diberikan melalui puasa Ramadan.

Untuk meringankan dosa yang diperbuat selama hidup manusia akan bisa dihapus melalui pahala-pahala seperti lailatul qodar, sholat sunnah, membaca Al Quran dan lain-lain. Satu kebaikan akan didapat walau hanya niat saja sudah mendapat pahala satu. Semua ini harus diriingi dengan kesungguhan dalam beribadah. Berbeda dengan orang yang hanya pura-pura dan hanya mengandalkan penampilan saja dan tidak ada niat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik.

“ Amalan-amalan di bulan Ramadan adalah ujung-ujungnya mengharapkan ampunan dari Allah SWT,” Ustad Farobi menjelaskan.

Orang yang banyak maksiat, dirinya akan malas untuk melakukan ibadah. Malas untuk mengaji dan kegiatan-kegiatan penambah pahala. Kehidupan ekonomi dan rezeki tidak lancar serta kehidupannya menjadi susah.

“ Banyak orang yang rugi di bulan Ramadan tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT, “ paparnya.

Di akhir paparannya ustad Farobi menjelaskan cara terbaik mendapatkan ampunan yaitu melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Melalukan sholawar tarawih, sedekah dan sholat malam. Melalui sedekah lebih manjur mendapatkan ampunan. Ketika melakukan maksiat sesegera menghentikan dengan kebaikan. Dengan puasa Ramadan kesempatan terbaik untuk melakukan hal positif. Acara tanya jawab dilakukan sebagai pelengkap kegiatan kajian menjelang bulan Ramadan tahun ini.

 

Author

Latest Post