Sum’ah merupakan perilaku seseorang yang ingin mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang lain dalam melakukan suatu ibadah atau perbuatan baik melalui bercerita. Biasanya, orang yang mendapatkan penyakit sum’ah melakukan sesuatu bukan karena ingin mencari ridha Allah semata, tetapi lebih karena ingin dikenal dan dipuji oleh sesama manusia. Dalam Islam, sum’ah termasuk salah satu bentuk riya, yaitu menyekutukan niat ibadah dengan manusia selain Allah.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama, meskipun orang-orang itu tidak menyukai.” (Q.S. Al-Bayyinah: 5)
Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapat sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa niat yang tulus sangat penting dalam setiap perbuatan ibadah, dan sum’ah merusak kesucian niat tersebut.
Contoh Cerita/Alkisah tentang Sum’ah
Suatu ketika, ada seorang pria muda bernama Ahmad yang rajin beribadah di masjid. Namun, Ahmad selalu berusaha agar banyak orang melihatnya dan memuji ibadahnya. Saat shalat, ia melambatkan gerakannya agar terlihat khusyuk, padahal hatinya tidak sepenuhnya fokus kepada Allah. Suatu hari, seorang ustadz mengingatkan Ahmad bahwa ibadah yang benar harus karena Allah semata, bukan untuk mendapatkan pujian manusia. Ahmad pun mulai memperbaiki niatnya agar ibadahnya lebih bermakna dan diterima Allah.
Untuk menguji pemahan anda, coba selesaikan soal-soal berikut ini
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan sum’ah dalam ibadah!
- Sebutkan salah satu dalil naqli yang menjelaskan pentingnya niat dalam beribadah!
- Ceritakan sebuah contoh perilaku sum’ah yang bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari!